Manajemen irigasi
Manajemen irigasi adalah suatu bentuk pengelolaan eksploitasi dan distribusi air irigasi terutama di daerah yang kering atau yang memiliki periode musim kelangkaan air dengan tujuan meningkatkan produksi tanaman pertanian. Ilmuwan Julian H. Steward dan Karl August Wittfogel melihat manajemen irigasi sebagai sesuatu yang sangat dibutuhkan bahkan sejak zaman kerajaan hidrolik (bentuk pemerintahan atau struktur sosial yang mengandalkan akses air sebagai sumber kekuasaan).
Daftar isi
1 Manajemen air
1.1 Tipe pengelolaan masyarakat umum
1.2 Tipe perkebunan besar
1.3 Tipe fasilitas umum
2 Kalkulasi harga air
2.1 Tarif
2.2 Asosiasi Pengguna Air
3 Prinsip pengiriman air
3.1 Bergiliran
3.2 Berdasarkan kebutuhan
3.3 Diprioritaskan ke pengguna tertentu
3.4 Perlindungan
4 Lihat pula
5 Referensi
6 Bahan bacaan terkait
Manajemen air
Gotong royong dalam perawatan bendungan pembagi air di Baluchistan
Bentuk fisik yang paling utama dari sebuah proyek irigasi adalah lahan dan air. Berdasarkan hubungan antara elemen tersebut, terdapat berbagai jenis manajemen air:[2]
tipe pengelolaan masyarakat umum
tipe perkebunan besar
tipe fasilitas umum
Tipe pengelolaan masyarakat umum
Hingga abad ke 19, pengembangan proyek irigasi tidak begitu cepat, mencapai total area 50 juta hektare yang hanya seperlima dari area yang teririgasi saat ini.[3] Kepemilikan dan pengelolaan lahan pertanian diatur oleh kepala desa, namun sumber daya air dikelola bersama-sama.
Tipe perkebunan besar
Buruh di perkebunan tebu
Manajemen air tipe perkebunan besar terdapat di lahan yang dimiliki oleh perseorangan atau perusahaan. Baik lahan maupun sumber daya air dimiliki oleh satu pihak. Perkebunan besar yang ditemukan di negara terjajah di Asia, Afrika, dan Amerika Latin mengelola sumber daya air secara sepihak untuk melakukan usaha penanaman berbagai komoditas seperti pisang, tebu, dan kapas.
Tipe fasilitas umum
Kanal irigasi di Gezira, Sudan, 1997, yang memiliki manajemen air tipe fasilitas umum. Air bersumber dari sungai Nil Biru
Tipe fasilitas umum adalah tipe manajemen air yang terjadi di area di mana lahan dimiliki oleh banyak pihak, namun eksploitasi dan distribusi sumber daya air dikelola oleh organisasi tunggal, biasanya adalah pemerintah. Sejak tahun 1900an, berbagai pemerintahan mengambil alih pengelolaan irigasi dikarenakan:
air dipertimbangkan sebagai fasilitas milik pemerintah yang harus dikelola dengan baik karena peningkatan permintaan dan berkurangnya ketersediaan
pemerintah membangun proyek irigasi skala besar karena dinilai lebih efisien
pengembangan skema irigasi yang baru menjadi lebih rumit secara teknis dan finansial sehingga berada di luar jangkauan masyarakat umum
kebijakan pemerintah mengenai ekspor-impor komoditas pertanian membutuhkan budi daya tanaman yang menguntungkan, sehingga dengan mengendalikan sumber daya air, petani dapat lebih mudah dipandu untuk menanam tanaman pertanian jenis tertentu.
Eksploitasi sumber daya air melalui bendungan pembangkit listrik, dibutuhkan bangunan bendung pembagi air yang "menjatahkan" antara kebutuhan air untuk pembangkit listrik dan untuk kebutuhan irigasi, yang juga merupakan tanggung jawab pemerintah dikarenakan adanya isu lingkungan terkait ketersediaan air untuk kedua kebutuhan tersebut, dan isu ekonomi-sosial karena berpotensi menghadirkan konflik.
Kalkulasi harga air
Lihat pula: Kalkulasi harga air
Tarif
Air irigasi memiliki harga untuk menutupi biaya pengelolaan air. Berbagai jenis tarif untuk pengelolaan air irigasi ada pada berbagai bentuk:
tanpa tarif, yang berarti pemerintah menanggung semua biaya pengelolaan
tarif berdasarkan jam kerja pengelola lahan pertanian
tarif tahunan yang bersifat tetap (fixed price) per hektare per tahun
tarif musiman yang bersifat tetap biasanya memiliki harga lebih mahal di musim kering
tarif volumetrik yan
No comments:
Post a Comment