Tuesday, March 7, 2017

BUKU JENDELA ILMU

♻Buku Jendela Ilmu♻



Ada sebuah ungkapan menarik untuk kita cermati. Begini bunyi ungkapan tersebut, *"So many books, So little time". Kalau kita terjemahkan secara bebas artinya kira-kira seperti ini, "Ada banyak buku, terlalu sedikit waktu".

Apa yang bisa kita petik manfaat dari ungkapan tersebut di atas. Ketahuilah bahwa buku itu sangatlah banyak jumlahnya. Jika kita bandingkan jumlah buku, waktu yang kita miliki amat sangat sedikit. Seumur hidup kita gunakan untuk membaca buku tanpa ada jeda, belumlah habis. Ilmu belumlah tuntas dan wawasan masih tersisa sejauh cakrawala.

Itu pun kalau kita gunakan umur untuk membaca buku saja tanpa melakukan aktivitas lainnya. Dan kita masih layak mengatakan diri ini belum mempunyai ilmu. Makin banyak buku yang kita lahap, makin tampaklah kebodohan kita. Lalu bagaimana jika kita tidak  menyisakan waktu untuk membaca?

Buku bukanlah broadcasting di sosial media seperti whatsapp, bbm atau pun facebook. Bukan pula copasan tanpa nama. Bukan tuitan dari tweeter. Dan bukanlah nukilan artikel dari internet.

Beda banget. Buku itu adalah ilmu. Buku merupakan jendela ilmu pengetahuan. Punya tata krama ilmiah, punya sopan santun. Jelas identitasnya dan bertanggung jawab penulisnya. Utuh penyampaiannya dan lugas bahasanya serta mudah dicerna. Jangan anda merasa sudah berilmu dan dikatakan sebagai 'alim (ulama) setelah baca broadcasting di whatsapp, bbm, line, facebook atau sosial media lainya.

Buku ditulis sepenuh hati oleh penulisnya. Dirancang dengan metodologi yang tepat dan sesuai dengan pembacanya. Diedit dengan penuh disiplin keilmuan dan diberi judul hati-hati. Jelas beda dengan broadcasting-an di sosmed.

Buku itu penuh berkah dan awet. Beda dengan tulisan yang ada di majalah atau tabloid yang hanya berumur satu bulan setelah itu dianggap mati, tidak ada peminatnya untuk membaca kembali karena sudah dianggap basi. Hanya satu bulan saja umurnya.

Sedang broadcasting atau postingan di whatsapp, bbm, line, facebook atau sosial media lainnya yang sedang ngetren tak akan dibaca lagi setelah tenggelam jauh. Malas mau scroll ke atas lagi.

Adapun buku, buku itu akan tetap hidup hingga tahunan bahkan selamanya. Barangkali ada yang umurnya sampai hari kiamat nanti.

Oleh karena itu, bacalah buku dari kertas saja, karena tidak ada tombol yang dapat mengalihkan perhatian anda. Minus radiasi tidak bikin mata perih atau pun pedih. Nah, yang suka bikin ngantuk bukanlah buku kertas atau buku digital, melainkan setan karena ia tidak suka jikalau kita cerdas dan mengamalkan apa yang kita baca serta kita pelajari untuk diambil manfaatnya.

So many books, so little time. Silakan anda sisihkan waktu untuk membaca buku, bahkan sambil jalan,
duduk manis nunggu bus di terminal, sambil santai nunggu kereta api di stasiun, di dalam bus, pesawat, dokar, duduk berbaris di dalam kereta api ketika pulang kerja dari kantor atau kampus serta dimanapun anda berada.

Ingatlah selalu bahwa buku itu akan tetap memberi anda ilmu yang bermanfaat setiap waktu. Karena sebaik-baiknya teman duduk adalah buku.

Wallahu A'lam bish-Showab.
Disadur dan diedit dari berbagi sumber yang dibaca.

No comments:

Post a Comment