METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Nama : Sudirman
: Stepanus Japar
Nim : 3201524060
: 3201524037
Kelas : Teknik Sipil V B
Mata Kuliah : Manajemen Kontruksi II
UMUM
Aspek teknologi sangat berperan
penting dalam suatu proyek konstruksi. Penggunaan Metode yang tepat, praktis,
cepat dan aman sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada Paket
Pekerjaan PEMBANGUNAN JLN RABAT BETON GG.
TANI 2 (MABM) KEC. PUTUSIBAU SELATAN, sehingga
target waktu, biaya dan mutu sebagaimana yang ditetapkan dapat tercapai.
Metode Pelaksanaan merupakan
penjabaran dari tata cara dan teknik-teknik Pelaksanaan Pekerjaan. Pada
dasarnya Metode Pelaksanaan Pekerjaan merupakan penerapan konsep rekasaya yang
berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan, keadaan
teknis dan ekonomis dilapangan dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman
Pelaksana dilapangan dalam melaksanaan pekerjaan.
Metode Pelaksanaan ini meliputi
penyajian tentang metode kerja (cara pelaksanaan) untuk masing-masing item
pekerjaan, yang terdiri dari item pekerjaan utama dan item pekerjaan penunjang
sesuai dengan yang tercantum didalam dokumen daftar kuantitas dan harga, mulai
dari tahapan pekerjaan awal, pelaksanaan dan finishing, termasuk asumsi proses
penyediaan dan penggunaan bahan/material yang diperlukan, asumsi pemakaian
jenis dan kapasitas Peralatan, serta asumsi jumlah tenaga kerja yang diperlukan
untuk menyelesaikan item – item pekerjaan tersebut.
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan
pada Pekerjaan Peningkatan Jalan Kabupaten Ruas Jalan Sejiram – Menapar
Kecamatan Seberuang terdiri dari:
A.
DIVISI 1. UMUM
i)
Pendahuluan
B. DIVISI 2. PEKERJAAN RABAT BETON
i)
Papan Mal
ii)
Plastik Cor
iii)
Cor Beton K-225
C. DIVISI 3. PEKERJAAN PONDASI BATU PECAH
i)
Galian Tanah
Pondasi
ii)
Pekerjaan Pemasangan
Batu
iii)
Timbunan Sirtu
iv)
Pasir urug
v)
Lantai Kerja Beton
vi)
1 m panjang cerucuk
kayu/dolken dimeter 8 cm - 10 cm
D. DIVISI 4. PEKERJAAN GORONG-GORONG BOX KAYU P = 1,5 M, L = 3 M
i)
Tiang Tongkat Kayu
Belian 9/9
ii)
Laci Kayu Belian
4/8-60 cm
iii)
Baut Laci
iv)
Meruncing / Melancip
Tiang
v)
Membuat Puting dan
Melubang/Pasang
vi)
Memancang Tiang
Kedalam Tanah
vii)
Mengerjakan Keep
Kayu Belian
viii) Mengerjakan Gelegar Kayu Belian
ix)
Cor Beton Camp.
K-225
x)
Pembesian
Penulangan
xi)
Bekisting dan
Cetakan
E. DIVISI 4. PEKERJAAN
GORONG-GORONG BOX KAYU P = 1 M, L = 3 M
i)
Tiang Tongkat Kayu
Belian 9/9
ii)
Laci Kayu Belian
4/8-60 cm
iii)
Baut Laci
iv)
Meruncing /
Melancip Tiang
v)
Membuat Puting dan
Melubang/Pasang
vi)
Memancang Tiang
Kedalam Tanah
vii)
Mengerjakan Keep
Kayu Belian
viii) Mengerjakan Gelegar Kayu Belian
ix)
Cor Beton Camp.
K-225
x)
Pembesian
Penulangan
xi)
Bekisting dan
Cetakan
PELAKSANAAN
KEGIATAN
Pelaksanaan
kegiatan yang diuraikan dibawah ini meliputi uraian penjelasan mengenai tahapan
penyelesaian Pelaksanaan Pekerjaan pada tiap item-item pekerjaan yang tercantum
didalam dokumen daftar kuantitas dan harga, yang meliputi:
A.
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan
mobilisasi merupakan tahap awal dalam pelaksanaan pekerjaan. Adapun tahapan
Pelaksanaan Pekerjaan Mobilisasi meliputi:
1.
Papan Nama Proyek
Memasang papan
nama proyek dilokasi pekerjaan yang berfungsi sebagai papan informasi dari
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
B.
Pekerjaan Rabat Beton
Adapun
tahapan pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan Rabat Beton Jalan
meliputi :
a.
Pembuatan
Acuan/Bekisting
1)
Persiapan
Ø
Memobilisasi
dan mengatur peralatan yang akan dugunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø
Mengarahkan
dan menugaskan personil / tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.
Ø
Mempersiapkan
bahan / material yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan didalam
spesifikasi teknis dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
2)
Pelaksanaan
Pekerjaan Pembuatan Acuan / Bekisting
Ø
Acuan
dibuat dari bahan kayu (bahan papan dan material pendukung) yang terpasang pada
sisi kiri dan kanan disepanjang badan jalan yang akan dikerjakan dengan
ketinggian acuan disesuaikan dengan yang dipersyaratkan didalam gambar kerja.
Ø
Acuan
dibuat sedemikan sehingga membentuk badan jalan dan dapat dibongkar tanpa
merusak beton nantinya.
b.
Anyaman
Filter Plastik
1) Persiapan
Ø
Mengarahkan
dan menugaskan personil / tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.
Ø
Mempersiapkan
bahan / material yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan didalam
spesifikasi teknis dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
2) Pelaksanaan Pekerjaan Anyaman Filter
Plastik
Ø
Anyaman
filter plastik akan dipasang sesuai dengan prosedur yang direkomendasikan oleh
pabrik yang memproduksinya dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
pekerjaan.
Ø
Anyaman
filter plastik yang digunakan yaitu bahan plastik mulsa
Ø
Bahan
anyaman filter plastik yang sudah dipersiapkan dihampar disepanjang badan jalan
yang akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran.
Ø
Akan
memberitahukan kepada Direksi pekerjaan secara tertulis bilamana pekerjaan
pemasangan anyaman filter plastik telah selesai dilaksanakan.
3) Perlatan yang digunakan
Ø
Alat
Bantu
4) Tenaga kerja ynag melaksanakan pekerjaan
Ø
Mandor
Ø
Tukang
Ø
Pekerja
c. Cor Beton K-225
1) Persiapan
Ø Memobilisasi dan mengatur peralatan yang akan
digunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø Mengarahkan dan menugaskan personil / tenaga kerja
untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
Ø Mempersiapkan bahan / material yang sesuai dengan
standar yang dipersyaratkan didalam spesifikasi teknis dan gambar kerja yang
telah disetujui oleh Direksi pekerjaan.
2) Pelaksanaan Pekerjaan Beton Mutu K-225
Ø Persiapan Tempat kerja
- Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan dan
tulangan sudah terpasang dan diikat kuat sehingga tiadak berubah pada saat
pengecoran.
- Direksi pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang
disiapkan sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau
pengecoran beton dan dan dapat meminta kepada pelaksana untuk melaksanakan
pengujian penetrasi kedalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau pengujian
lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya dukung tanah terhadap pengecoran
beton.
- Bilamana dijumpai kondisi tanah pada badan jalan yang
tidak memenuhi ketentuan, Pelaksana dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi
atau kedalaman dari pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan ditempat
tersebut, kemudian memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi
lainya sebagaimana yang diperintahkan Direksi pekerjaan.
Ø Pekerjaan Pengecoran
- Memberitahukan kepada Direksi pekerjaan secara
tertulis paling lambat 24 jam sebelum memulai pekerjaan pengecoran beton, atau
pekerjaan meneruskan pengecoran beton bilamana pengecoran beton ditunda lebih
dari 24 jam. Pemberitahuan meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan
tanggal serta waktu pencampuran beton.
- Direksi pekerjaan akan member tanda terima atas
pemberitahuan tersebut dan memeriksa acuan dan tulangan, kemudian mengeluarkan
persetujuan secara tertulis maupun tidak untuk memulai melaksanakan pekerjaan
seperti yang direncanakan. Pelaksana tidak akan melakukan pengecoran beton
tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Sebelum pengecoran beton dimulai, acuan akan dibasahi
dengan air atau diolesi dengan minyak agar tidak meninggalkan bekas.
- Seluruh bahan/material yang akan digunakan seperti
semen, pasir, kerikil dan air dimasukkan kedalam concrete mixer 0,30 m3 – 0,60
m3 dan dicampur menjadi satu sesuai dengan perbandingan yang tertera pada
spesifikasi teknis campuran beton sehingga menghasilkan campuran/adukan beton
sesuai dengan mutu yang disyaratkan. Campuran beton dibuat sedemikan rupa
sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran. Beton
akan dicor dengan cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi
akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter
dari tempat awal pengecoran. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan
dengan ketinggian lebih dari 150 cm. beton tidak boleh dicor langsung kedalam
air.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan sedemikian
rupa sehingga campuran beton yang telah dicor masih dalam keadaan plastis
sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
- Pengecoran beton akan dilakukan tanpa berhenti sampai
dengan sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai selesai.
- Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilaman
beton tidak dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam kurun waktu 1 jam
setelah pencampuran, atau waktu yang lebih pendek sebagai mana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu
pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan
tambahan (aditif) untuk memperlambat atau mempercepat proses pengerasan yang
disetujui oleh Direksi pekerjaan.
- Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan
yang akan dicor terlebih dahulu akan dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan
yang lepas dan rapuh kemudian disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum
melakukan pengecoran yang baru ini, bidang-bidang kontak beton lama akan disapu
dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
- Air tidak boleh dialiran diatas atau dinaikkan
kepermukaan pekerjaan beton dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.
Ø Pemadatan Beton
- Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari
dalam dan luar yang telah disetujui. Bila diperlukan dan sudah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan penggetaran harus disertai dengan penusukan secara manual
dengan alat yang telah ditentukan untuk menjamin kepadatan yang tepat dan
memadai. Penggetar tidak boleh dugunakan untuk memindahkan campuran beton dari
satu titik ke titik lainnya di dalam cetakan.
- Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu
pemadatan untuk menentukan bahwa semua sudut dan diantara dan sekitar besi
tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka tulangan, dan setiap
rongga diisi sehingga tidak ada lagi rongga udara atau gelembung udara.
- Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga
menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa mnyebabkan terjadinya segregasi
pada agregat.
Ø Pekerjaan Akhir
-
Direksi pekerjaan
harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan dan dapat
memerintahkan penambalan atas kurang sempurnanya minor yang tidak akan
mempengaruhi struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus
meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen.
-
Segera setelah
pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperature yang
terlalu panas dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar
air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperature yang relative
tetap dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
-
Beton harus dirawat
sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan menyelimutinya
menggunakan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran penyerap air ini harus
dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau
lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat untuk mencegah permukaan
yang terekspos dari aliran udara.
Ø Pengendalian mutu dilapangan
-
Penerimaan bahan
Bahan yang diterima (air, semen,
agregat dan bahan tambahan bila diperlukan) akan diperiksa oleh pengawas
penerimaan bahan dengan mengecek atau memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan
bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada
spesifikasi teknis pekerjaan. Dan apabila bahan-bahan yang dibutuhkan jumlahnya
cukup banyak dengan pengiriman terus menerus, maka dengan perintah Direksi
pekerjaan, untuk agregat kasar dan agregat halus harus melakukan pengujian
bahan secara berkala selama pelaksanaan dengan interval maksimal 1000 m3 untuk
gradasi dan maksimum 5000 m3 untuk abrasi, sedangkan untuk bahan semen dengan
intelval setiap maksimum 300 ton. Tetapi apabila menurut Direksi pekerjaan
terdapat indikasi perubahan mutu atau sifat bahan yang akan digunakan, maka
harus segera melakukan pengujian bahan kembali sebelum bahan tersebut
digunakan.
- Pengujian untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian “Slump”, atau
lebih sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada
setiap adukan beton yang dihasilkan dan dilakukan sesaat sebelum pengecoran.
Pengujian belum dianggap dikerjakan apabila belum disaksikan oleh Direksi
pekerjaan atau perwakilannya. Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan
kelecakan seperti yang telah ditentukan tidak boleh digunakan pada pekerjaan,
terkecuali bila Direksi pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya
secara terbatas dan secara teknis mutu beton tetap bisa terjaga. Kelecakan
(workability) dan tekstur capuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat
dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau
gelembung air, dan pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata,
halus dan padat.
-
Pengujian Kuat Tekan
Harus didapatkan sejumlah hasil
pengujian kuat tekan benda uji beton dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap
hasil adalah nilai rata-rata dari dua nilai kuat tekan benda uji dalam satu set
benda uji (1 set = 3 buah benda uji), yang selisih nilai antara keduanya ± 5%
untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen
struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.
Untuk keperluan pengujian kuat
tekan beton, harus menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter
150 mm dan tinggi 300 mm atau dalam bentuk kubus 150 x 150 x 150 mm, dan harus
dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak secara
bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicor.
Untuk pencampuran secara manual,
maka pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing mutu beton 60 m3 diperbolehkan
satu hasil uji untuk setiap maksimum 5 m3 beton pada interval yang kira-kira
sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari.dalam segala hal jumlah hasil
pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil untuk masing-masing umur. Apabila
pekerjaan beton mencapai jumlah 60 m3, maka untuk setiap maksimum 10 m3 beton
berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai diperbolehkan satu hasil uji.
Seluruh beton yang digunakan
dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yang disyaratkan dalam spesifikasi
teknis pekerjaan atau yang disetujui oleh Direksi pekerjaan.
3) Peralatan yang digunakan
Ø Concrete Mixer 0,30 - 0,60 m3
Ø Water Tanker 3000 - 4500 L
Ø Alat Bantu
4) Tenaga kerja ynag
melaksanakan pekerjaan
Ø Mandor
Ø Tukang
Ø Pekerja
C. Pekerjaan Pondasi Batu Pecah
a. Galian Tanah Pondasi
1)
Persiapan
Ø
Memobilisasi
dan mengatur peralatan yang akan dugunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø
Mengarahkan
dan menugaskan personil / tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.
Ø
Mempersiapkan
bahan / material yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan didalam
spesifikasi teknis dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
2) Pelaksanaan pekerjaan galian tanah pondasi
Pekerjaan ini merupakan pembuatan
lubang galian untuk pondasi. Pekerjaan ini disesuaikan dengan jenis pondasi
yang akan dibuat, kalau misalkan pondasi dibuat dari pasangan batu kali maka
penggalian tanah dilakukan sepanjang dengan gambar kerja. Untuk pondasi batu
kali sebaiknya ukuran galian atasnya dilebihkan 10 cm di kanan dan 10 cm di
kiri (bila kosong). Tujuan melebihkan galian tersebut untuk memberikan ruang
(space) bagi pekerja agar leluasa bekerja. Misalnya, ukuran bawah pondasi batu
belah 80 cm maka ukuran lebar atasnya adalah 100 cm.
3) Peralatan
Yang Digunakan
Ø Dump
truk 3,5 Ton
Ø Excavator
Ø Alat bantu
4) Tenaga
Kerja Yang Melaksanakan Pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
b. Pekerjaan Pemasangan Batu
1) Persiapan
Ø
Memobilisasi
dan mengatur peralatan yang akan dugunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø
Mengarahkan
dan menugaskan personil / tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.
Ø
Mempersiapkan
bahan / material yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan didalam
spesifikasi teknis dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
2) Pelaksanaan pekerjaan pemasangan batu
Ø Pondasi untuk struktur pasangan
batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk Galian.
Ø Terkecuali disyaratkan lain atau
ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk struktur dinding penahan harus
tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk
struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga
horisontal.
Ø Lapis landasan yang rembes air
(permeable) dan kantung penyaring harus disediakan bilamana disyaratkan sesuai
dengan ketentuan dalam Drainase Porous.
Ø Bilamana ditunjukkan dalam
Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu pondasi beton
mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan.
Ø Landasan dari adukan baru paling
sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum
penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus
digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan
untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama.
Ø Batu harus dipasang dengan muka
yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan
muka dinding dari batu yang terpasang.
Ø Batu harus ditangani sedemikian
hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan
yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran
yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu
pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
Ø Sebelum pemasangan, batu harus
dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk
memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima
setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus
disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
Ø Tebal dari landasan adukan harus
pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk
menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.
Ø Banyaknya adukan untuk landasan
yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya
dipasang pada adukan baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi
longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut
harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi
dengan adukan yang baru.
Ø Dinding dari pasangan batu harus
dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan
jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus
berdiameter 50 mm.
Ø Pada struktur panjang yang
menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi harus dibentuk untuk
panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm lebarnya dan harus
diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan untuk pembentukan
sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan tegak yang
bersih dengan dimensi yang disyaratkan di atas.
Ø Timbunan di belakang delatasi
haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar dengan gradasi menerus yang
dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat hanyut jika
melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati sambungan.
Ø Sambungan antar batu pada
permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak
sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.
Ø Terkecuali disyaratkan lain,
permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu harus dikerjakan dengan
tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan
tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran air
hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut harus dimasukkan
ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
Ø Segera setelah batu ditempatkan,
dan sewaktu adukan masih baru, seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari
bekas adukan.
Ø Permukaan yang telah selesai
harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton.
Ø Bilamana pekerjaan pasangan batu
yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari
setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali harus
dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan dengan Timbunan, atau
Drainase Porous.
Ø Lereng yang bersebelahan dengan
bahu jalan harus dipangkas dan untuk memperoleh bidang antar muka rapat dan
halus dengan pasangan batu sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan
mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.
3) Peralatan
Dan Bahan Yang Digunakan
a)
Peralatan
Ø Dump
truk 3,5 Ton
Ø Arco
Ø Sekop
Ø Sendok spesi
b)
Bahan
Ø Batu pecah
Ø Semen portland
Ø Pasir
4) Tenaga
Kerja Yang Melaksanakan Pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
c. Timbunan Sirtu
1) Persiapan
Ø
Memobilisasi
dan mengatur peralatan yang akan dugunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø
Mengarahkan
dan menugaskan personil / tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.
Ø
Mempersiapkan
bahan / material yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan didalam
spesifikasi teknis dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
2) Metode Pelaksanaan Timbunan Sirtu
Ø Setelah
badan jalan terbentuk, maka tahap selanjutnya adalah melakukan penimbunan pada
bagian jalan yang ketinggiannya rendah sehingga diperoleh ketinggian badan
jalan yang sama (rata). Penimbunan juga dilakukan untuk mendapatkan lebar jalan
sesuai dengan rencana.
Ø Pada
proses penimbunan, hal pertama yang dilakukan adalah menghamparkan tanah
timbunan pada daerah yang akan di timbun, setelah itu tanah dasar tersebut
diratakan dengan menggunakan motor grader. Selain meratakan tanah, motor grader
juga berfungsi membentuk kemiringan melintang jalan.Setelah diratakan lapisan
tanah dipadatkan dengan menggunakan tandem roller atau mesin gilas roda tiga
yang dilakukan berulang-ulang sampai padat. Setelah
dipadatkan menggunakan tandem roller, lapisan atas dipadatkan lagi menggunakan
vibrating compactor.
Ø Pada
penggunaaan vibrating compactor selain dapat memadatkan tanah juga dapat
memberikan tekanan dan getaran terhadap material yang dipadatkan sehingga
gelembung udara yang masih terperangkap di dalam tanah dapat keluar secara
berangsur-angsur. Selain
itu pemadataan juga bertujuan untuk meningkatkan daya dukung tanah dan
menghindarkan pergeseran yang dapat menyebabkan keretakan serta dapat menaikkan
daya tahan tanah terhadap perubahan cuaca. Pekerjaaan
tanah dasar harus diselesaikan sepenuhnya terlebih dahulu, setelah itu baru
dilanjutkan dengan pekerjaan perkerasan lapis pondasi bawah (sub base).Pada
pengerjaan lapisan pondasi bawah, lapis pondasi tersebut tidak boleh
ditempatkan, dihamparkan, atau dipadatkan sewaktu turun hujan dan pemadatan
tidak boleh dilakukan setelah hujan.
Ø Lapis
pondasi dari bahan sirtu dibawa menggunakan dump truck ke badan jalan, kemudian
dihamparkan menggunakan motor grader.Selanjutnya dirapikan secara manual oleh
pekerja. Setelah
itu lapisan pondasi tersebut dipadatkan dengan vibrating compactor agar bahan
sirtu tertanam kuat pada tanah dasar dan tingkat kepadatan yang sesuai dapat
tercapai.
3)
Peralatan Dan Bahan Yang Digunakan
a) Peralatan
Ø Dump
truk 3,5 Ton
Ø
Motor
grader
Ø
Tandem
roller atau mesin gilas roda tiga
Ø Vibrating compactor
b) Bahan
Ø Batu pecah
4)
Tenaga Kerja Yang Melaksanakan Pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
d.
Pasir urug
1)
Persiapan
Ø
Memobilisasi
dan mengatur peralatan yang akan dugunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø
Mengarahkan
dan menugaskan personil / tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.
Ø
Mempersiapkan
bahan / material yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan didalam
spesifikasi teknis dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
2) Metode Pelaksanaan Pasir Urug
Sebelum pekerjaan pasangan batu dilakukan perlu dilakukan
penaburan pasir urug ke tanah (di sepanjang penggalian). Pekerjaan ini dilakukan
karena untuk menghindari tercampurnya adukan dan tanah liat. Ketebalan pasir
urug minimal yaitu 5 cm.
3)
Peralatan Dan Bahan Yang Digunakan
a) Peralatan
Ø Dump
truk 3,5 Ton
b) Bahan
Ø Pasir
4)
Tenaga Kerja Yang Melaksanakan Pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
e. Lantai Kerja Beton
1)
Persiapan
Ø
Memobilisasi
dan mengatur peralatan yang akan dugunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø
Mengarahkan
dan menugaskan personil / tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.
Ø
Mempersiapkan
bahan / material yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan didalam
spesifikasi teknis dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
2) Metode Pelaksanaan Lantai Kerja Beton
Ø Untuk
lantai kerja dibawah pasangan batu dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
Ø Buat
adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl.
Ø Pastikan
bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
Ø Bersihkan
lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
Ø Pasang
patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1
m untuk leveling lantai kerja.
Ø Tuangkan
adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
Ø Adukan
lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam
sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang
dari patok level satu dengan yang lainnya.
3) Peralatan
Dan Bahan Yang Digunakan
a) Peralatan
Ø Dump
truk 3,5 Ton
Ø Sendok spesi
Ø Cangkul
Ø Sekop
Ø Mixer
Ø Arco
b) Bahan
Ø Pasir
Ø Semen portland
4)
Tenaga Kerja Yang Melaksanakan Pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
f. 1 m panjang cerucuk kayu/dolken dimeter 8 cm - 10 cm
1)
Persiapan
Ø
Memobilisasi
dan mengatur peralatan yang akan dugunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø
Mengarahkan
dan menugaskan personil / tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.
Ø
Mempersiapkan
bahan / material yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan didalam
spesifikasi teknis dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
2) Metode Pelaksanaan 1 m panjang cerucuk kayu/dolken dimeter 8 cm - 10 cm
Ø Perkuatan
tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun tanah baru yang
lebih stabil, dilakukan dengan menguruk tanah pada lokasi yang sudah
direncanakan.
Ø Penancapan
kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap lokasi pondasi yang
akan dikerjakan, Pelaksanakan diseuaikan dengan jarak antar titik kayu dan
kedalaman yang direncanakan.
Ø Pemasangan
kepala cerucuk. Dilakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu yang sudah
ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu dan dibuat bidang datar
sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.
Ø Kadang
dalam hal tertentu, pondasi cerucuk ditanamkan pada kedalam tertentu dimana
sebelumnya kita terlebih dahulu melakukan penggalian tanah asli sesuai dengan
kedalaman yang direncanakan, dan setelah itu baru dilakukan penancapan kayu
cerucuk.
Ø Untuk
pelaksanaan pemancangan kayu cerucuk dapat dilakukan secara manual (tenaga
manusia) dan dapat juga dilakukan dengan mekanik atau alat mesin yang sering
disebut mesin pancang (back hoe). Pada prinsipnya kedua cara tersebut adalah
melakukan pemberian tekanan ke kepala kayu pancang sehingga kayu akan tergeser
secara vertikal kedalam tanah yang ditumbukkan.
3) Peralatan
Dan Bahan Yang Digunakan
a) Peralatan
Ø Dump
truk 3,5 Ton
Ø Gergaji
Ø Excavator
Ø Kapak
b) Bahan
Ø Pasir
Ø Semen portland
Ø kayu/dolken dimeter 8 cm - 10 cm
4)
Tenaga Kerja Yang Melaksanakan Pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
D.
PEKERJAAN GORONG-GORONG BOX KAYU P = 1,5 M, L = 3 M
a. Tiang
Tongkat Kayu Belian 9/9
1) Persiapan
Sebelum kegiatan fisik dimulai Pemborong harus :
Melaksanakan pengukuran memasang patok-patok tetap
dari kayu/galam, Memangkas sebagian mangrove sesedikit mungkin dan memanfaatkan
mangrove untuk masuk konstruksi non struktural. bouwplank profil yang
peil-peilnya diambil dari titik acuan (bench mark) yang ditetapkan oleh Direksi.
2) Metode pelaksanaan
a) Meruncing/melancip tiang
Ø Proses pertama harus kita lakukan melancip tiang
tongkat kayu belian uk.
9/9 cm.
b) Memasang laci
Ø Pemasangan laci dipasang pada tiang tongkat dengan
jarak 50 cm dari ujung bawah tiang tongkat pemasangan dilakukan kanan kiri,
ukuran laci yang digunakan 4/8-60 cm.
c) Memasang baut laci
Ø Selanjutnya dilanjutkan pemasangan baut laci, untuk
mengikat laci ke tiang tongkat.
d) Memancang tiang kedalam tanah
Ø Untuk pemancangan sebelum dilakukan lokasi
pekerjaan harus di bersihkan terlebih dahulu.
Ø Pemancangan harus sesuai gambar kerja, dan harus
sesuai jarak dan ukuranya.
Ø Posisi pemancangan harus segaris sesuai dengan
gambar kerja.
e) Membuat Puting dan Melubang/Pasang
Ø Pembuatan puting dilakukan pada tiang tongkat
fungsinya untuk pemasangan balok keep diatas tiang tongkat.
3) Peralatan
Dan Bahan Yang Digunakan
a) Peralatan
Ø Dump
truk 3,5 Ton
Ø Gergaji
Ø Kapak
Ø Excavator
b) Bahan
Ø Kayu belian uk. 9/9 cm- 4,2 m
4)
Tenaga Kerja Yang Melaksanakan Pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
b. Mengerjakan keep kayu belian
1) Persiapan
Sebelum kegiatan fisik dimulai pemborong harus
menyiapkan keep kayu belian supaya pada pelaksanaan dilapangan tidak terjadi
kendala agar pekerjaan keep kayu belian selesai tepat pada waktunya.
2) Metode pelaksanaan
Ø
Pekerjaan
balok kep kayu belian 9/9 cm- 3 m dikerjakan setelah selesai pekerjaan tiang
tongkat, kep kayu belian dipasang diatas
tiang tongkat posisi melintang.
3) Peralatan
Dan Bahan Yang Digunakan
a) Peralatan
Ø Dump
truk 3,5 Ton
Ø Gergaji
Ø Palu
b) Bahan
Ø Kep kayu belian uk. 9/9 cm- 4,2 m
4)
Tenaga Kerja Yang Melaksanakan Pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
c.
Mengerjakan Gelegar
Kayu Belian
1) Persiapan
Sebelum kegiatan fisik dimulai pemborong harus
menyiapkan gelegar kayu belian supaya pada pelaksanaan dilapangan tidak terjadi
kendala agar pekerjaan keep kayu belian selesai tepat pada waktunya.
2) Metode pelasanaan
Ø Gelagar, terletak memanjang di atas balok kep, ukuran kayu yang digunakan 9/19 cm - 4.2 m.
3) Peralatan
Dan Bahan Yang Digunakan
a) Peralatan
Ø Dump
truk 3,5 Ton
Ø Gergaji
Ø Palu
b) Bahan
Ø Gelegar kayu belian uk. 9/9 cm- 4,2 m
4)
Tenaga Kerja Yang Melaksanakan Pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
d. Cor Beton Camp. K-225
1) Persiapan
Ø Memobilisasi dan mengatur peralatan yang akan
digunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø Mengarahkan dan menugaskan personil / tenaga kerja
untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
Ø Mempersiapkan bahan / material yang sesuai dengan
standar yang dipersyaratkan didalam spesifikasi teknis dan gambar kerja yang
telah disetujui oleh Direksi pekerjaan.
2) Metode pelaksanaan
Ø Tinggi jatuh adukan beton 0,9 – 1,5 meter.
Ø Beton dapat dituangkan diatas permukaan yang
telah siap didepan mesin penghampar.
Ø Bila temperatur beton basah > 24oC,
diupayakan pencegahan penguapan.
Ø Bila temperatur saat dituangkan > 32oC,
pengecoran dihentikan (menghindari penguapan yang terlalu cepat).
Ø Berkurangnya kadar air yang sangat cepat,
harus diimbangi dengan pengkabutan, tidak boleh disemprotkan air di atas pelat dan tebal cor 15 cm.
3)
Peralatan yang
digunakan
Ø Concrete Mixer 0,30 - 0,60 m3
Ø Water Tanker 3000 - 4500 L
Ø Alat Bantu
4)
Tenaga kerja ynag melaksanakan pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
e. Pembesian penulangan
1)
Persiapan
Ø Memobilisasi dan mengatur peralatan yang akan
digunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø Mengarahkan dan menugaskan personil / tenaga kerja
untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
Ø Mempersiapkan bahan / material yang sesuai dengan
standar yang dipersyaratkan didalam spesifikasi teknis dan gambar kerja yang
telah disetujui oleh Direksi pekerjaan.
2) Metode pelaksanaan
Ø Pemotongan tulangan
-
Bahan baja tulangan
yang sudah dipersiapkan kemudian dipotong sesuai dengan ukuran yang terdapat
didalam gambar kerja.
-
Pemotongan baja
tulangan menggunakan alat potong / gunting yang memadai.
Ø Pembengkokan tulangan
-
Setelah pemotongan,
baja tulangan tersebut dibengkokkan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
terdapat didalam gambar kerja.
Ø Penempatan tulangan
-
Baja tulangan akan
dibersihkan sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat,
karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau
merusak daya lekat dengan beton.
-
Tulangan akan
ditempatkan sesuai perletakan dan ukuran secara akurat sesuai dengan gambar
kerja dan spesifikasi teknis atau sesuai dengan perintah Direksi pekerjaaan.
-
Seluruh tulangan akan
disediakan sesuai dengan petunjuk gambar kerja dan disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
- Akan memberitahukan kepada Direksi pekerjaan secara
tertulis bilamana pekerjaan baja tulangan U 24 telah selesai dilaksanakan.
3)
Perlatan
yang digunakan
Ø Alat Bantu (pemotong dan alat
pembengkok)
4)
Tenaga kerja ynag
melaksanakan pekerjaan
Ø Mandor
Ø Tukang
Ø Pekerja
f.
Bekisting
dan cetakan
1)
Persiapan
Ø
Memobilisasi
dan mengatur peralatan yang akan dugunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø
Mengarahkan
dan menugaskan personil / tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.
Ø
Mempersiapkan
bahan / material yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan didalam
spesifikasi teknis dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
2)
Metode pelaksanaan
Ø
Acuan
dibuat dari bahan kayu (bahan papan dan material pendukung) yang terpasang pada
sisi kiri dan kanan disepanjang badan jalan yang akan dikerjakan dengan
ketinggian acuan disesuaikan dengan yang dipersyaratkan didalam gambar kerja.
Ø
Acuan
dibuat sedemikan sehingga membentuk badan jalan dan dapat dibongkar tanpa
merusak beton nantinya.
3)
Perlatan
yang digunakan
Ø Palu
Ø Kapak
Ø Gergaji
Ø Meteran
4)
Tenaga kerja ynag
melaksanakan pekerjaan
Ø Mandor
Ø Tukang
Ø Pekerja
E.
PEKERJAAN GORONG-GORONG BOX KAYU P = 1 M, L = 3 M
a. Tiang
Tongkat Kayu Belian 9/9
1) Persiapan
Sebelum kegiatan fisik dimulai Pemborong harus :
Melaksanakan pengukuran memasang patok-patok tetap
dari kayu/galam, Memangkas sebagian mangrove sesedikit mungkin dan memanfaatkan
mangrove untuk masuk konstruksi non struktural. bouwplank profil yang
peil-peilnya diambil dari titik acuan (bench mark) yang ditetapkan oleh Direksi.
2) Metode pelaksanaan
a) Meruncing/melancip tiang
Ø Proses pertama harus kita lakukan melancip tiang
tongkat kayu belian uk.
9/9 cm.
b) Memasang laci
Ø Pemasangan laci dipasang pada tiang tongkat dengan
jarak 50 cm dari ujung bawah tiang tongkat pemasangan dilakukan kanan kiri,
ukuran laci yang digunakan 4/8-60 cm.
c) Memasang baut laci
Ø Selanjutnya dilanjutkan pemasangan baut laci, untuk
mengikat laci ke tiang tongkat.
d) Memancang tiang kedalam tanah
Ø Untuk pemancangan sebelum dilakukan lokasi
pekerjaan harus di bersihkan terlebih dahulu.
Ø Pemancangan harus sesuai gambar kerja, dan harus
sesuai jarak dan ukuranya.
Ø Posisi pemancangan harus segaris sesuai dengan
gambar kerja.
e) Membuat Puting dan Melubang/Pasang
Ø Pembuatan puting dilakukan pada tiang tongkat
fungsinya untuk pemasangan balok keep diatas tiang tongkat.
3) Peralatan
Dan Bahan Yang Digunakan
a) Peralatan
Ø Dump
truk 3,5 Ton
Ø Gergaji
Ø Kapak
Ø Excavator
b) Bahan
Ø Kayu belian uk. 9/9 cm- 4,2 m
4)
Tenaga Kerja Yang Melaksanakan Pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
b. Mengerjakan keep kayu belian
1) Persiapan
Sebelum kegiatan fisik dimulai pemborong harus
menyiapkan keep kayu belian supaya pada pelaksanaan dilapangan tidak terjadi
kendala agar pekerjaan keep kayu belian selesai tepat pada waktunya.
2) Metode pelaksanaan
Ø
Pekerjaan
balok kep kayu belian 9/9 cm- 3 m dikerjakan setelah selesai pekerjaan tiang
tongkat, kep kayu belian dipasang diatas
tiang tongkat posisi melintang.
3) Peralatan
Dan Bahan Yang Digunakan
a) Peralatan
Ø Dump
truk 3,5 Ton
Ø Gergaji
Ø Palu
b) Bahan
Ø Kep kayu belian uk. 9/9 cm- 4,2 m
4)
Tenaga Kerja Yang Melaksanakan Pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
c.
Mengerjakan Gelegar
Kayu Belian
1) Persiapan
Sebelum kegiatan fisik dimulai pemborong harus
menyiapkan gelegar kayu belian supaya pada pelaksanaan dilapangan tidak terjadi
kendala agar pekerjaan keep kayu belian selesai tepat pada waktunya.
2) Metode pelasanaan
Ø Gelagar, terletak memanjang di atas balok kep, ukuran kayu yang digunakan 9/19 cm - 4.2 m.
3) Peralatan
Dan Bahan Yang Digunakan
a) Peralatan
Ø Dump
truk 3,5 Ton
Ø Gergaji
Ø Palu
b) Bahan
Ø Gelegar kayu belian uk. 9/9 cm- 4,2 m
4)
Tenaga Kerja Yang Melaksanakan Pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
d. Cor Beton Camp. K-225
1) Persiapan
Ø Memobilisasi dan mengatur peralatan yang akan
digunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø Mengarahkan dan menugaskan personil / tenaga kerja
untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
Ø Mempersiapkan bahan / material yang sesuai dengan
standar yang dipersyaratkan didalam spesifikasi teknis dan gambar kerja yang
telah disetujui oleh Direksi pekerjaan.
2) Metode pelaksanaan
Ø Tinggi jatuh adukan beton 0,9 – 1,5 meter.
Ø Beton dapat dituangkan diatas permukaan yang
telah siap didepan mesin penghampar.
Ø Bila temperatur beton basah > 24oC,
diupayakan pencegahan penguapan.
Ø Bila temperatur saat dituangkan > 32oC,
pengecoran dihentikan (menghindari penguapan yang terlalu cepat).
Ø Berkurangnya kadar air yang sangat cepat,
harus diimbangi dengan pengkabutan, tidak boleh disemprotkan air di atas pelat dan tebal cor 15 cm.
3)
Peralatan yang
digunakan
Ø Concrete Mixer 0,30 - 0,60 m3
Ø Water Tanker 3000 - 4500 L
Ø Alat Bantu
4)
Tenaga kerja ynag melaksanakan pekerjaan
Ø Mandor
Ø Pekerja
e. Pembesian penulangan
1)
Persiapan
Ø Memobilisasi dan mengatur peralatan yang akan
digunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø Mengarahkan dan menugaskan personil / tenaga kerja
untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
Ø Mempersiapkan bahan / material yang sesuai dengan
standar yang dipersyaratkan didalam spesifikasi teknis dan gambar kerja yang
telah disetujui oleh Direksi pekerjaan.
2) Metode pelaksanaan
Ø Pemotongan tulangan
-
Bahan baja tulangan
yang sudah dipersiapkan kemudian dipotong sesuai dengan ukuran yang terdapat
didalam gambar kerja.
-
Pemotongan baja
tulangan menggunakan alat potong / gunting yang memadai.
Ø Pembengkokan tulangan
-
Setelah pemotongan,
baja tulangan tersebut dibengkokkan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
terdapat didalam gambar kerja.
Ø Penempatan tulangan
-
Baja tulangan akan
dibersihkan sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat,
karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau
merusak daya lekat dengan beton.
-
Tulangan akan
ditempatkan sesuai perletakan dan ukuran secara akurat sesuai dengan gambar
kerja dan spesifikasi teknis atau sesuai dengan perintah Direksi pekerjaaan.
-
Seluruh tulangan akan
disediakan sesuai dengan petunjuk gambar kerja dan disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
- Akan memberitahukan kepada Direksi pekerjaan secara
tertulis bilamana pekerjaan baja tulangan U 24 telah selesai dilaksanakan.
3)
Perlatan
yang digunakan
Ø Alat Bantu (pemotong dan alat
pembengkok)
4)
Tenaga kerja ynag
melaksanakan pekerjaan
Ø Mandor
Ø Tukang
Ø Pekerja
f.
Bekisting
dan cetakan
1)
Persiapan
Ø
Memobilisasi
dan mengatur peralatan yang akan dugunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Ø
Mengarahkan
dan menugaskan personil / tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.
Ø
Mempersiapkan
bahan / material yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan didalam
spesifikasi teknis dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
2)
Metode pelaksanaan
Ø
Acuan
dibuat dari bahan kayu (bahan papan dan material pendukung) yang terpasang pada
sisi kiri dan kanan disepanjang badan jalan yang akan dikerjakan dengan
ketinggian acuan disesuaikan dengan yang dipersyaratkan didalam gambar kerja.
Ø
Acuan
dibuat sedemikan sehingga membentuk badan jalan dan dapat dibongkar tanpa
merusak beton nantinya.
3)
Perlatan
yang digunakan
Ø Palu
Ø Kapak
Ø Gergaji
Ø Meteran
4)
Tenaga kerja ynag
melaksanakan pekerjaan
Ø Mandor
Ø Tukang
Ø Pekerja